KUTAI KARTANEGARA – Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Sungai Mahakam, Kecamatan Muara Wis, Kutai Kartanegara (Kukar), pada Selasa pagi, 17 Desember 2024. Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara terbelah menjadi dua bagian, diduga akibat kelebihan beban muatan. Kapal dengan nomor lambung KBT 10 tersebut diketahui mengangkut lebih dari 600 ton batu bara.
Menurut pengemudi tugboat yang mengawaki kapal tersebut, yang dalam laporan media dikenal dengan inisial AP, insiden itu terjadi sekitar pukul 10.00 WITA. "Kapal ini tidak mampu menahan beban batu bara sebanyak itu. Kami sudah menduga ada kemungkinan seperti ini terjadi," ungkap AP kepada Korankaltim.com pada Rabu, 18 Desember 2024.
Tongkang tersebut seharusnya berlayar ke wilayah Kembang Janggut, sebelum insiden terbelahnya kapal terjadi. Lokasi kejadian berada di tepian perairan Desa Kuyung, dimana aktivitas bongkar muat harus segera dilakukan agar batu bara dapat dipindahkan ke kapal tongkang yang kosong lainnya. Proses pemindahan ini memakan waktu lebih dari dua jam.
Meskipun insiden ini mengakibatkan penundaan pengiriman batu bara, berkat posisi kapal yang berada di tepian dan kesiapan tim yang cepat tanggap, seluruh batu bara berhasil dipindahkan tanpa insiden tambahan. "Batu bara sudah kami pindahkan ke tongkang lain yang kosong. Untungnya, saat kejadian, posisi kapal berada di tepian dan beberapa personel kami sudah siap di lokasi," ujar AP, pria 42 tahun itu, menambahkan.
Tak hanya itu, AP menjelaskan bahwa kerugian dapat ditekan berkat tindakan cepat tim di lapangan. "Beberapa personel turun langsung ke lapangan dan kami bergerak cepat," lanjut AP. Meski kapal tongkang mengalami kerusakan parah, bersyukur tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. "Alhamdulillah, tidak ada korban dalam insiden itu," ucap AP menutup pernyataannya.
Insiden ini mencuatkan kembali perhatian terhadap prosedur keamanan dan batas muatan yang harus diperhatikan dalam aktivitas pengangkutan batu bara. Kapal tongkang, seperti halnya kendaraan laut lainnya, memiliki kapasitas muatan maksimal yang perlu dipatuhi demi menghindari kecelakaan di tengah perjalanan.
Sungai Mahakam sendiri, dikenal sebagai jalur transportasi utama untuk pengangkutan batu bara di wilayah Kalimantan Timur, sering menjadi saksi dari berbagai macam insiden serupa akibat lemahnya kepatuhan terhadap prosedur keselamatan. Kejadian ini diharapkan menjadi pelajaran bagi operator kapal untuk lebih mematuhi peraturan dan panduan keselamatan.
Referensi dari insiden sebelumnya menunjukkan bahwa penyebab utama terbelahnya kapal seringkali berkaitan dengan kelebihan muatan atau arus sungai yang kuat. Pemeriksaan dan pemeliharaan rutin terhadap kondisi tubuh kapal serta penilaian terhadap kapasitas muatan yang diangkut adalah langkah-langkah preventif yang wajib diimplementasikan.
Dengan demikian, otoritas maritim diharapkan lebih tegas dalam pemberlakuan regulasi serta rutin melakukan inspeksi untuk mencegah insiden serupa terulang kembali. Selain itu, peningkatan kesadaran dan pelatihan awak kapal mengenai pentingnya keselamatan juga memegang peranan penting dalam memastikan keselamatan pelayaran di perairan yang padat aktivitas seperti Sungai Mahakam.
Ke depan, penting bagi perusahaan pengangkutan untuk lebih memerhatikan batas kapasitas muatan dan rutin memeriksa kelayakan kapal mereka. Hal ini tidak hanya untuk melindungi investasi mereka, tetapi yang lebih penting, untuk menjamin keselamatan semua pihak yang terlibat dalam industri pelayaran dan pengangkutan batu bara.