JAKARTA- Menjelang akhir tahun 2024, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengumumkan serangkaian perombakan direksi dalam beberapa perusahaan pelat merah. Langkah tersebut diambil tak lama setelah dua bulan pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto untuk memastikan manajemen yang lebih kompeten dan profesional. Perubahan signifikan ini menyentuh perusahaan-perusahaan BUMN besar, di antaranya PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan PT PAL Indonesia. Erick Thohir berharap rotasi ini akan meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam seluruh operasi BUMN.

Krakatau Steel Menghadirkan Kepemimpinan Baru

Pada 16 Desember 2024, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Muhamad Akbar resmi ditetapkan sebagai Direktur Utama definitif PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Akbar sebelumnya dikenal sebagai Direktur Komersial, sebelum berperan sebagai Direktur Utama PT Krakatau Bandar Samudera. Ini bukan hanya peningkatan personal, tetapi juga simbol transformasi strategis bagi KRAS. Wilgo Zainar diangkat sebagai Komisaris Independen, sementara jajaran direksi lainnya juga mengalami perubahan dengan Utomo Nugroho dan Hernowo mengisi posisi kunci.

Reorganisasi Strategis PT PAL Indonesia

Transformasi di PT PAL Indonesia juga berlangsung agresif. Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Menteri BUMN dan PT LEN terkait pemberhentian dan pengangkatan direksi baru, termasuk Wiyono Komodjojo, Diana Rosa, dan Briljan Gazalba. "Kami percaya direksi baru dapat menjalankan tugas mereka dengan baik dan membawa PT PAL ke arah yang lebih baik," ungkap Erick Thohir. Kaharuddin Djenod tetap sebagai Direktur Utama, berkontribusi pada kesinambungan kepemimpinan meski menjabat Wakil Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara.

Perubahan di PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia

Perombakan juga menyentuh PT Pindad dengan Sigit P. Santosa menduduki posisi Direktur Utama. Hal yang tak kalah penting terjadi di PT Dirgantara Indonesia (PTDI), bagian dari holding Defend ID. Di sini, Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono diangkat menjadi Komisaris Utama. Pergantian ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN, mengindikasikan kepedulian besar pemerintah terhadap inovasi pertahanan nasional melalui restrukturisasi kepemimpinan.

Reformasi dalam Garuda Indonesia dan Pertamina

Garuda Indonesia juga mengalami perubahan signifikan dengan Wamildan Tsani Panjaitan mengambil alih sebagai Direktur Utama, yang sebelumnya dipegang oleh Irfan Setriaputra. Sementara itu, Simon Aloysius Mantiri ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), menggantikan Nicke Widyawati. “Pergantian kepemimpinan adalah proses normal dan wajar sebagaimana ketentuan yang ada,” jelas Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero).

Transformasi Menyeluruh di BUMN Lain

Pergantian direksi dan komisaris tidak hanya berhenti di perusahaan-perusahaan di atas; BUMN lainnya, seperti PT Antam, PT Surveyor Indonesia, serta PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) juga mengalami restrukturisasi. Di sektor energi, Erick juga menunjuk Grace Natalie Louisa dan Fuad Bawazier dalam posisi strategis di MIND ID.

Dengan berbagai penunjukan baru ini, Erick Thohir berharap BUMN dapat melangkah lebih jauh dalam pencapaian target strategis nasional. Kebijakan ini diharapkan dapat menciptakan sinergi di antara perusahaan-perusahaan pelat merah untuk mencapai efisiensi serta inovasi demi kesejahteraan masyarakat dan peningkatan daya saing nasional di pasar global.

Disadari atau tidak, manuver strategis jelang akhir tahun ini adalah bagian dari upaya pemerintah dalam menerjemahkan visi baru kepemimpinan negara menuju arah yang lebih profesional dan transparan. Melalui langkah ini, Erick Thohir mengisyaratkan pentingnya keandalan serta tanggung jawab dalam setiap keputusan demi kemajuan negeri.