JAKARTA - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) terus memperkuat komitmen Jakarta menuju mobilitas ramah lingkungan dengan meluncurkan 200 unit bus listrik, yang akan mulai beroperasi pada akhir 2024. Dari angka ini, PT Sinar Armada Globalindo (SAG) berperan signifikan dengan menyumbang 90 unit bus listrik Golden Dragon. Langkah ini sejalan dengan target Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mencapai net zero emission pada tahun 2050, melalui elektrifikasi penuh kendaraan umum di ibu kota pada 2030.
"Kami ingin mengemukakan komitmen perusahaan dalam mendukung ekosistem transportasi publik yang lebih ramah lingkungan," tegas PT Sinar Armada Globalindo dalam pernyataannya pada Selasa, 17 Desember 2024. Komitmen ini selanjutnya disambut baik dengan telah beroperasinya 100 unit bus listrik sejak 2023, yang kini bertambah menjadi 300 unit dengan kedatangan armada baru.
Direktur Utama Transjakarta, Welfizon Yuza, menekankan pentingnya transformasi ke transportasi yang lebih hijau. "Dua ratus armada bus listrik ini bukan hanya capaian teknis, tetapi juga simbol perubahan menuju mobilitas yang lebih hijau," ujarnya saat peluncuran di Monumen Nasional.
Pengadaan bus listrik ini bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan akan kendaraan umum yang efisien, tetapi juga sebagai langkah besar dalam mengurangi emisi karbon di kota Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah merancang kebijakan untuk mengurangi emisi karbon dan mendorong elektrifikasi transportasi umum sebagai salah satu prioritas utamanya. Dengan bertambahnya bus listrik di jalanan ibu kota, diproyeksikan dapat menurunkan emisi sekitar 420.000 ton CO₂ setara dengan penanaman 1,25 juta pohon.
Kerja sama dengan PT Sinar Armada Globalindo (SAG) memiliki kontribusi yang besar dalam peluncuran 200 armada bus listrik ini. Sebelumnya, PT SAG juga telah menyediakan bus listrik untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 2022 dan terlibat dalam peremajaan bus berbahan bakar diesel menjadi bus listrik.
Selain SAG, beberapa operator lain juga turut mendukung peluncuran ini, seperti Perum Damri dengan 60 unit bus listrik Skywell dan 30 unit bus Zongtong, serta PT Sinar Jaya yang mengoperasikan 20 unit bus BYD.
"Langkah konkret ini tak hanya menandai transisi menuju Jakarta bebas emisi, tetapi juga pemanfaatan energi bersih dalam operasional transportasi harian," tambah Welfizon. Transjakarta sendiri diharapkan tidak hanya menjadi pelopor dalam mobilitas bersih di Indonesia, tetapi juga menjadi contoh bagi kota-kota lain di dunia yang sedang berjuang menuju lingkungan perkotaan berkelanjutan.
Keberadaan bus listrik ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi polusi udara yang selama ini menjadi salah satu permasalahan utama di Jakarta. Kehadiran armada bus listrik tidak hanya menjawab tantangan teknis operasional sehari-hari, tetapi juga menjadi bagian dari upaya kolaboratif untuk memastikan kehidupan yang lebih sehat bagi warga kota.
Dalam memajukan inisiatif ini, keterlibatan stakeholder dan berbagai mitra lokal penting agar program ini berjalan lancar dan mencapai target yang telah ditentukan. Transformasi transportasi umum menjadi faktor kunci yang dapat mendorong pencapaian kota yang lebih bersih dan hijau di masa depan.
Melihat tajuk utama ini, keberhasilan peluncuran dan operasionalisasi 200 bus listrik Transjakarta bisa menjadi batu loncatan. Ini tidak hanya menuju peningkatan kualitas udara tetapi juga sebagai pendorong ekonomi hijau dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dengan langkah-langkah ini, Jakarta tidak hanya akan bergerak ke arah transportasi netral karbon, tetapi juga mengambil peran aktif dalam mitigasi perubahan iklim global, meninggalkan jejak yang positif untuk generasi yang akan datang.