MAGELANG - Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengumumkan bahwa mereka akan mendampingi penerapan manajemen energi pada Gedung Balai Kota Magelang yang baru. Gedung ini akan didirikan di lokasi bekas Gedung BLK Kemenkeu di bagian utara Alun-alun Kota Magelang.
Dalam kunjungan resminya ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Magelang baru-baru ini, Direktur Jenderal EBTKE, Prof. Eniya Listiani Dewi, beserta timnya, mendapatkan sambutan hangat dari Sekretaris Daerah Kota Magelang Hamzah Kholifi, Kepala DPUPR M.S. Kurniawan, dan jajarannya. Pertemuan ini membuka jalan bagi kerjasama yang diharapkan dapat memperkokoh pengembangan energi efisien di lingkungan pemerintahan kota.
Pemerintah Kota Magelang telah mempersiapkan langkah untuk menerapkan efisiensi energi yang lebih canggih mulai dari tahap konstruksi hingga pengoperasian Gedung Balai Kota baru. Sebagai bagian dari upaya ini, EBTKE akan memberikan pendampingan dari tahapan perencanaan hingga penerapan manajemen energi di gedung tersebut. Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia di dunia internasional untuk mengurangi emisi karbon, salah satu cara yang akan diterapkan adalah dengan optimalisasi penggunaan energi secara efisien.
"Kami berterima kasih kepada Ditjen EBTKE yang bersedia mendampingi perencanaan energi Gedung Balai Kota yang akan dibangun pada 2025. Ini adalah langkah besar bagi kami," ungkap M.S. Kurniawan, Kepala DPUPR Kota Magelang. "Gedung DPUPR kami sudah diakui secara nasional dalam hal efisiensi energi dan kami berharap bisa menjadi contoh bagi gedung pemerintahan lainnya."
Proyek ini mendapat dukungan dari program IREEM UK-PACT Mentari Efisiensi Energi yang sudah melakukan pendampingan pada tahap perencanaan Gedung Balai Kota Magelang. Pihak DPUPR menantikan kelancaran kerjasama tersebut dan berharap bahwa hasil dari proyek ini dapat menjadi model yang menginspirasi penerapan serupa di kota-kota lainnya.
"Kota Magelang beruntung bisa menikmati listrik 24 jam dengan harga terjangkau," kata Prof. Eniya. "Namun, efisiensi energi kerap kali diabaikan, padahal jika dilakukan tindakan sederhana, efisiensi energi dapat berkontribusi menurunkan emisi hingga 32 persen."
Pada kunjungan tersebut, Prof. Eniya juga menyoroti manfaat gedung hemat energi seperti DPUPR yang meminimalkan penggunaan lampu di siang hari, dan menambahkan bahwa geothermal yang dibangun oleh Ditjen EBTKE juga berpotensi menurunkan emisi hingga 50 persen.
Sekretaris Daerah Kota Magelang, Hamzah Kholifi, juga mengungkapkan optimismenya tentang masa depan energi yang lebih hijau di kota ini. "Kami sangat menghargai kerjasama dan bantuan yang diberikan oleh Ditjen EBTKE. Sudah menjadi tugas kami untuk mengeksekusi efisiensi energi dalam setiap tahap perencanaan, mulai dari tahunan hingga jangka panjang 20 tahun. Dengan ini, Magelang akan menjadi kontribusi nyata bagi pengurangan emisi global," tegasnya.
Sejalan dengan itu, Pemerintah Kota Magelang berharap bahwa penerapan manajemen energi di Gedung Balai Kota dapat menjadi langkah awal dalam transformasi Magelang menjadi kota yang dikenal memiliki efisiensi energi yang tinggi. Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan antusiasme dari jajaran pemerintahan kota, Magelang siap mewujudkan cita-citanya menjadi contoh sukses dalam pengelolaan energi yang berkelanjutan.
Pemerintah Kota Magelang optimis bahwa proyek ini tidak hanya akan membantu dalam pengurangan emisi, tetapi juga meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya pengelolaan energi yang ramah lingkungan. Langkah ini juga diharapkan dapat menambah daya tarik Magelang sebagai kota yang peduli lingkungan dan berorientasi pada masa depan.