PLN

Inovasi Energi Bersih, PLN Dorong Pemanfaatan Energi Terbarukan di Desa Polosiri

Inovasi Energi Bersih, PLN Dorong Pemanfaatan Energi Terbarukan di Desa Polosiri
Inovasi Energi Bersih, PLN Dorong Pemanfaatan Energi Terbarukan di Desa Polosiri

SEMARANG — Dalam rangka memperkuat komitmen menuju net zero emission, PLN menerjunkan tim relawan dalam Voluntary Program Energy of Change untuk menggarap pemanfaatan energi bersih di Desa Polosiri, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Inisiatif ini sejalan dengan target PLN untuk memimpin transisi energi yang berkelanjutan.

Program ini mengusung tiga kegiatan lingkungan, yakni penanaman pohon Kaliandra (Calliandra Haematocephala) di sekitar jaringan transmisi, penggunaan limbah FABA (Fly Ash Bottom Ash), dan optimalisasi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).

"Langkah nyata yang dilakukan para relawan di Desa Polosiri ini merupakan dukungan nyata PLN dalam mencapai net zero emission, sebagai bagian dari milestone transisi energi menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan," jelas Tejo Wihardiyono, General Manager PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah (UIT JBT).

Puncak dari kegiatan ini adalah Polosiri Fest. Namun, sehari sebelum acara, relawan PLN dan masyarakat setempat berkolaborasi melakukan pemasangan paving blok berbahan FABA dan penanaman pohon Kaliandra di sekitar Joglo Panji Semirang, tempat berlangsungnya acara tersebut.

"Paving blok ini dipasang di jalan setapak sekeliling joglo sebagai akses menuju Polosiri Fest," tambah Tejo, menjelaskan asal FABA yang digunakan adalah limbah pembakaran batubara dari PLTU Tanjung Jati B di Kabupaten Jepara.

Usai pemasangan paving, relawan menyelesaikan penanaman 100 pohon Kaliandra di sekitar jalur SUTT 150 kV Bawen - Boyolali yang melintasi Desa Polosiri. Penanaman ini memiliki dampak signifikan terhadap energi baru terbarukan, dimana Almas Sabrina, relawan dari PLN UP3 Bau Bau, Sulawesi Tenggara, menjelaskan bahwa tanaman Kaliandra dapat diolah menjadi biomassa alternatif untuk pembangkit listrik.

Diskusi juga dilakukan dengan pengelola PLTMH Desa Polosiri untuk memecahkan masalah seperti debit air kecil di musim kemarau yang mengganggu ketersediaan listrik ke desa sekitar. "Ini adalah salah satu langkah mendasar dalam mengoptimalkan penggunaan PLTMH sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan," ungkap Gusti Ayu Karunia, relawan PLN dari Unit Layanan Pelanggan Atambua, Nusa Tenggara Timur.

Gusti Ayu, yang akrab disapa Nia, mengusulkan solusi pembesaran bak penampung untuk meningkatkan efisiensi produksi listrik. "Dengan bak penampung baru, kapasitas yang awalnya hanya 64m² dapat ditingkatkan hingga delapan kali lipat, membuka peluang konektivitas dengan jaringan PLN melalui studi lebih lanjut," jelas Nia.

Mikrohidro di Desa Polosiri memiliki potensi 5 kWh yang, menurut Nia, harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendukung transisi menuju energi terbarukan. Penanaman pohon Kaliandra pun diharapkan dapat membantu melestarikan lingkungan dan mengurangi emisi karbon. "Penanaman tanaman ini tidak hanya membantu melestarikan lingkungan, namun juga mengurangi emisi karbon," ujar Sabrina.

Dua kegiatan ini kemudian dulangsungkan dengan kunjungan ke Pembangkit Listrik Mikro Hidro di desa tersebut, menandai penutupan dari serangkaian inisiatif yang dilaksanakan oleh para relawan. Dengan kegiatan ini, PLN menunjukkan keseriusannya dalam mendukung upaya global mengurangi dampak perubahan iklim dan fokus pada pengembangan energi terbarukan yang berkelanjutan. Hal ini tidak hanya tanggung jawab moral, tetapi juga langkah strategis bagi perseroan dalam menapaki masa depan yang lebih bersahabat dengan lingkungan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index