CILACAP - Insiden tragis kembali terjadi di Dermaga Wijayapura, Cilacap, saat seorang penyelam bernama Ali Mukmin (35) asal Kelurahan Tambakreja, Cilacap Selatan, ditemukan meninggal dunia setelah menjalankan tugasnya membersihkan tumpahan batu bara di laut pada Senin, 16 Desember 2024.
Kejadian ini bermula sekitar pukul 08.30 WIB ketika Ali bersama tiga rekannya melakukan penyelaman untuk membersihkan batu bara yang tumpah di kawasan dermaga tersebut. Malangnya, nyawa Ali tak dapat diselamatkan meskipun sudah dilarikan ke Rumah Sakit Santa Maria. Kasihumas Polresta Cilacap, Ipda Galih Soecahyo, memberikan keterangan mengenai insiden tersebut.
"Pada saat penyelaman berlangsung, rekan korban melihat adanya gelembung udara yang tidak wajar keluar dari dalam air," ungkap Ipda Galih kepada Tribunbanyumas.com, mengilustrasikan betapa mendadak dan tidak terduganya insiden itu terjadi. Rekan-rekan korban segera merespons situasi darurat ini dengan menarik Ali ke permukaan menggunakan selang kompresor. Saat diangkat, Ali sudah dalam keadaan pingsan.
Setelah berhasil mengangkat Ali ke permukaan air, rekan-rekannya dengan sigap mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Santa Maria. Namun, menurut dr. Angel, dokter jaga di rumah sakit tersebut, "Saat tiba di rumah sakit, kami mendapati bahwa korban sudah meninggal dunia dan memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuhnya."
Meskipun pihak rumah sakit telah mengonfirmasi kematian Ali Mukmin, keluarga korban menolak dilakukan autopsi. Akibatnya, jenazah Ali langsung diserahkan kepada keluarga untuk segera dimakamkan. Sementara itu, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman lebih lanjut terhadap insiden ini untuk memastikan penyebab pasti kematian korban.
Kejadian tragis ini diwarnai dengan kisah sedih yang terungkap dari keluarga korban. Menurut Galih, ada detail penting yang diungkapkan oleh pihak keluarga. "Sebelum berangkat kerja, istri korban sempat melarangnya karena kondisi kesehatannya kurang baik," ujar Galih. Meskipun begitu, Ali bersikeras untuk tetap berangkat dan melaksanakan tugasnya.
Memahami konteks insiden ini, tumpahan batu bara di perairan dermaga memang merupakan masalah serius yang memerlukan penanganan segera. Upaya Ali dan rekan-rekannya untuk membersihkan tumpahan tersebut selain menjadi tugas juga merupakan upaya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih luas.
Kematian Ali Mukmin menambah daftar panjang kecelakaan kerja yang terjadi di sektor maritim, khususnya bagi para penyelam yang kerap menghadapi risiko tinggi saat bertugas. Profesi penyelam, terutama yang bertugas membersihkan material berbahaya seperti batu bara, memang memiliki risiko kerja yang sangat tinggi. Sebagai pihak yang bertanggung jawab langsung di lapangan, keselamatan para pekerja ini harus menjadi prioritas utama guna mencegah insiden serupa di masa depan.
Pihak kepolisian berjanji untuk melanjutkan investigasi guna memastikan tidak ada faktor lain yang menyebabkan kematian Ali. Diharapkan, hasil investigasi ini nantinya dapat memberikan pelajaran penting mengenai upaya preventif yang lebih baik serta peningkatan prosedur keselamatan kerja.
Insiden di Dermaga Wijayapura ini mengingatkan betapa pentingnya perhatian pada prosedur keselamatan dan kesiagaan dalam penanganan material berbahaya di laut. Kesadaran dan implementasi yang lebih baik mengenai keselamatan kerja diharapkan dapat mencegah insiden serupa di masa mendatang.
Tragedi yang menimpa Ali Mukmin menjadi duka mendalam bagi keluarga, kerabat, serta rekan-rekan kerjanya. Semoga, insiden ini dapat menjadi pengingat penting bagi semua pihak untuk selalu mengedepankan keselamatan di atas pekerjaan apapun.