ESDM

Kolaborasi Sektor Hilir Migas, Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menuju 8 Persen

Kolaborasi Sektor Hilir Migas, Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menuju 8 Persen
Kolaborasi Sektor Hilir Migas, Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menuju 8 Persen

JAKARTA - Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menatap optimis untuk membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka ambisius 8 persen. Pencapaian ini tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah pusat, tetapi juga menuntut sinergi yang erat antara berbagai pihak, terutama di sektor hilir minyak dan gas (migas). Sinergi ini dinilai sebagai salah satu pilar penting dalam mendukung distribusi energi nasional dan mencapai target ekonomi yang telah ditetapkan.

Pada acara BPH Migas Awards 2024 di Jakarta, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM), Yuliot Tanjung, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan stakeholder di sektor migas. "Saya berharap, kolaborasi yang sudah terjalin baik tetap dipertahankan sehingga target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dapat tercapai. Dengan begitu, dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat luas untuk mencapai Indonesia Emas Indonesia Maju pada 2045," ujar Yuliot dalam rilis pers.

Komitmen Yuliot tidak sekadar wacana. Selama ini, sinergi yang terbentuk telah menunjukkan hasil nyata dalam menjaga kelancaran distribusi energi. Hal ini menjadi fokus dalam penghargaan yang diberikan pada BPH Migas Awards sebagai bentuk apresiasi kepada pihak-pihak yang berkontribusi dalam penyaluran migas. "Penghargaan dan apresiasi ini menggambarkan komitmen, dedikasi, dan kerja sama serta semangat untuk terus berkontribusi bagi pembangunan bangsa," lanjut Yuliot.

Tidak hanya bicara, sektor hilir migas membuktikan kontribusinya dengan data pencapaian hingga November 2024. Untuk Jenis BBM Tertentu (JBT), realisasi penyaluran mencapai 16,61 juta KL atau 85 persen dari kuota 19,58 juta KL. Sementara itu, penyaluran Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) berada pada angka 27,33 juta KL atau 86 persen dari kuota 31,70 juta KL, dan penyaluran Jenis BBM Umum (JBU) mencapai 30,07 juta KL atau 85 persen dari kuota.

Ekosistem penyaluran ini didukung oleh 1.910 badan usaha yang terdiri dari 19 pengolah, 30 penyimpan, 1.730 pengangkut, dan 131 pedagang BBM. Selain itu, pemerintah telah mendirikan 583 penyalur BBM satu harga di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal), yang bertujuan memastikan ketersediaan energi dengan harga terjangkau bagi masyarakat di wilayah tersebut. "Penyaluran BBM 1 Harga untuk memastikan ketersediaan energi dengan harga terjangkau bagi masyarakat di wilayah tersebut," jelas Yuliot.

Sementara itu, sektor gas bumi juga menunjukkan progres signifikan. Hingga triwulan III 2024, realisasi volume pengangkutan gas bumi melalui pipa tercatat sebesar 921,2 juta MSCF. Volume niaga gas bumi melalui pipa mencapai 277,8 juta MSCF.

Dalam konteks harga gas bumi tertentu (HGBT), penyaluran di sektor industri mencapai 87,2 juta MMBTU atau 80 persen dari alokasi sebesar 109,503 juta MMBTU. Bagi sektor kelistrikan, realisasi penyaluran mencapai 60,1 juta MMBTU atau 57 persen dari total alokasi sebesar 105,342 juta MMBTU. Aktivitas penyaluran ini melibatkan 31 badan usaha yang terdiri dari 11 pengangkut gas bumi melalui pipa, 13 pedagang melalui pipa, dan 7 badan usaha yang melakukan pengangkutan serta niaga gas bumi melalui pipa.

Dengan sinergi yang terus diperkuat di semua lini ini, optimisme akan capaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen semakin nyata. Yuliot mengakhiri dengan harapan bahwa kolaborasi ini menjadi penguat ketahanan energi Indonesia. "Semoga dengan penyelenggaraan BPH Migas Awards 2024, para stakeholder dapat terus berkontribusi dalam penguatan ketahanan energi dengan memenuhi availability, accessibility, dan affordability terhadap BBM dan gas bumi," tutupnya.

Kontribusi sektor hilir migas dan sinergi lintas stakeholder merupakan kunci pencapaian masa depan ekonomi Indonesia yang lebih cemerlang. Transformasi ini diharapkan tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh penjuru negeri menuju Indonesia Emas di tahun 2045.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index