JAKARTA- PT Pertamina International Shipping (PIS) mencatatkan prestasi membanggakan dengan mengangkut lebih dari 161 miliar liter Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) sepanjang tahun 2024. Sebagai Subholding Integrated Marine Logistics (SH IML) dari Pertamina, PIS berperan vital dalam menjaga kelancaran distribusi energi dari Sabang hingga Merauke.
Dalam sebuah pernyataan resmi yang diterima pada Jumat, 13 Desember 2024, CEO PIS, Yoki Firnandi, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung keberlanjutan pasokan energi nasional. "Sebagai bagian dari Pertamina Group, kami hadir sebagai urat nadi energi Indonesia menjaga pasokan energi supaya bisa tersalurkan, supaya roda ekonomi bisa bergerak dengan lancar," ujar Yoki.
PIS saat ini mengelola lebih dari 700 kapal yang beroperasi 24 jam sehari. Dari jumlah tersebut, 300 adalah tanker khusus pengangkut energi dan petrokimia, sementara 102 unit merupakan kapal milik sendiri. Sebanyak 400 unit lainnya disediakan oleh PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) untuk mendukung pelayanan jasa marine di ratusan terminal Pertamina, sehingga memastikan keamanan dan keselamatan pelayaran kapal pengangkut energi.
Selain itu, PIS memperkuat rantai distribusi energi nasional melalui enam terminal energi yang dikelola oleh PT Pertamina Energy Terminal (PET). Terminal-terminal ini mampu menampung hingga 922.000 kiloliter BBM dan 284.500 metrik ton LPG. Salah satu fasilitas kunci tersebut adalah LPG Terminal Tanjung Sekong di Banten, yang menopang sekitar 40 persen kebutuhan LPG nasional. Teknologi canggih seperti Terminal Automation System dan Digital Integrated Operation System (DIOS) diterapkan untuk meningkatkan efisiensi operasional terminal ini.
PIS tak hanya berhenti di situ. Untuk meningkatkan kapasitas dan keandalan pengantaran energi, perusahaan menambah 11 armada tanker baru, sebagian besar berupa Very Large Gas Carrier (VLGC). VLGC adalah kapal gas raksasa ramah lingkungan dan simbol dukungan PIS terhadap akselerasi transisi energi menuju Net Zero 2060.
Pencapaian ini selaras dengan misi Asta Cita yang berfokus pada swasembada energi di Indonesia. "Fokus ini juga selaras dengan akselerasi pencapaian visi Asta Cita, utamanya terkait swasembada energi," tambah Yoki. Strategi yang diusung PIS juga terbukti efektif dalam memperluas pasar dengan porsi non-captive market mencapai 19,2 persen, menunjukkan pertumbuhan yang siginifikan dan potensi persaingan di pasar global.
Sementara itu, operasi PIS tetap tangguh meskipun dihadapkan pada tantangan global. Dalam menghadapi ketegangan politik di Timur Tengah dan ancaman lainnya, Pertamina tetap berkomitmen untuk menjaga keamanan operasional kapal tanker minyak.
Dengan inovasi dan dedikasi yang dilakukan terus-menerus, PIS berharap dapat terus berkontribusi positif terhadap ekonomi nasional dan mendukung kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui distribusi energi yang aman dan efisien.
Melalui penguatan infrastruktur dan penambahan armada tersebut, PIS optimis dapat meningkatkan efisiensi transportasi dan distribusi energi di tanah air. Langkah ini juga diharapkan berkontribusi pada pengurangan angka stunting di Sumatera Selatan, sejalan dengan program sosial Pertamina lainnya.
Keberhasilan PIS dalam mencapai target ambisius ini menjadi bukti dedikasi dan kapabilitas Pertamina dalam menyongsong masa depan energi Indonesia. Upaya berkelanjutan yang dilakukan diharapkan akan terus meningkatkan daya saing Indonesia dalam industri energi global serta memperkuat posisi Pertamina sebagai perusahaan energi terkemuka.