JAKARTA - Curah hujan ekstrem yang mengguyur wilayah Lombok Barat selama beberapa hari terakhir telah memicu banjir besar yang melanda sejumlah kecamatan, termasuk Kecamatan Labuapi, Kediri, dan Kuripan. Wilayah-wilayah ini kini tengah berjuang menghadapi dampak serius dari bencana alam yang datang tiba-tiba.
Dampak Terparah di Perumahan La Vida, Desa Telagawaru
Kecamatan Labuapi dilaporkan sebagai salah satu daerah yang paling parah terdampak banjir. Di Desa Telagawaru, sekitar 200 unit rumah di Perumahan La Vida terendam air, memaksa seluruh warga untuk mengungsi. Suhaili, salah satu warga yang terdampak, mengungkapkan kesedihannya saat harus meninggalkan rumahnya yang terendam banjir. "Banjirnya parah sekali," ujarnya sambil membawa beberapa barang berharga yang berhasil diselamatkan.
Suhaili menggambarkan situasi mencekam tersebut ketika air dengan cepat memenuhi rumahnya. "Air sudah masuk ke seluruh bagian rumah. Kasur dan sejumlah furnitur lainnya sudah terendam, termasuk alat elektronik," tambahnya. Dalam situasi panik, Suhaili hanya bisa menyelamatkan beberapa barang seperti kipas angin, kulkas, dan televisi.
Banjir mulai menggenangi lingkungan perumahan sejak pukul 10.00 WITA, awalnya hanya berupa genangan di jalan. Namun, dalam waktu satu jam, air bergerak cepat memasuki halaman dan kemudian masuk ke dalam rumah-rumah. "Kami kaget sekali, ternyata banjir sudah masuk ke rumah kami," ungkap Amaq Shifwa, warga lain yang harus mengungsi dengan cepat.
Proses Evakuasi oleh TNI dan Basarnas
Melihat situasi yang semakin genting, evakuasi warga dilakukan oleh personel TNI dari Korem 162/Wira Bhakti bersama tim Basarnas NTB. Petugas bergerak cepat menggunakan perahu untuk mengangkut warga dan barang berharga menuju tempat yang lebih aman. "Untung ada TNI/Polri yang bantu kami," ujar seorang warga yang merasa terbantu oleh kehadiran tim evakuasi.
Namun demikian, warga mengutarakan kekecewaan terhadap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Barat yang tidak kunjung datang untuk memberikan bantuan segera. "Kalau petugas BPBD Lobar tidak ada sama sekali. Kami nggak tahu kenapa tidak ada yang ke sini," tegas Amaq Shifwa, mengungkapkan rasa frustrasinya.
Kondisi Banjir di Kecamatan Kediri
Selain di Labuapi, banjir juga melanda Kecamatan Kediri dengan cukup parah, terutama di Dusun Karang Midang dan Dusun Timur Raya, Desa Jagaraga Indah. Di Dusun Karang Midang, ketinggian air mencapai lutut hingga paha orang dewasa, dengan aliran air yang cukup deras. "Total ada 50 KK yang terkena banjir," jelas Amrullah, Kepala Dusun Karang Midang.
Amrullah menambahkan bahwa hingga sore hari setelah banjir melanda, belum ada bantuan yang diterima warga, meskipun kebutuhan mendesak seperti selimut dan makanan cepat saji sangat diperlukan. "Sampai sekarang belum ada bantuan sama sekali," ungkapnya dengan nada prihatin.
Tindak Lanjut dan Bantuan Pemerintah
Menyadari situasi yang semakin mendesak, Camat Kediri, Iswarta, menyatakan bahwa pihaknya telah turun langsung ke lokasi banjir untuk melakukan pendataan. "Kami sudah data warga terdampak. Bantuan sudah diusulkan," kata Iswarta, memberi harapan bagi warga yang terdampak bahwa bantuan segera akan datang.
Banjir yang melanda Lombok Barat ini merupakan pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dan respons cepat dalam menangani bencana alam. Kehadiran TNI dan Basarnas dalam proses evakuasi telah memberikan bantuan berarti, meskipun absennya BPBD Lombok Barat menjadi catatan penting bagi penanganan bencana ke depannya.
Warga yang terdampak kini berharap agar bantuan segera datang, dan tindakan pencegahan lebih baik dapat diterapkan untuk mengantisipasi situasi serupa di masa depan. Dengan kerjasama dan koordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan dampak dari bencana banjir ini dapat diminimalisir.
Ke depan, seluruh pihak terkait diharapkan dapat saling bahu-membahu untuk memberikan dukungan dan solusi yang efektif demi memulihkan kembali kehidupan warga yang terdampak. Adapun untuk jangka panjang, peningkatan infrastruktur dan sistem peringatan dini dapat menjadi langkah penting dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem di masa yang akan datang.