BBM

Cuaca Buruk Ganggu Pelayaran Kapal BBM ke Rote dan Sabu Raijua di Nusa Tenggara Timur

Cuaca Buruk Ganggu Pelayaran Kapal BBM ke Rote dan Sabu Raijua di Nusa Tenggara Timur
Cuaca Buruk Ganggu Pelayaran Kapal BBM ke Rote dan Sabu Raijua di Nusa Tenggara Timur

JAKARTA – Cuaca buruk yang melanda hampir seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) telah berdampak serius terhadap berbagai aktivitas transportasi laut, khususnya pelayaran kapal yang mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) menuju Kabupaten Rote dan Sabu Raijua. Situasi ini menyebabkan tantangan besar dalam penyaluran pasokan energi krusial dan menimbulkan potensi masalah kelistrikan di dua wilayah tersebut.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Kupang, Simon Baon, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mengambil langkah pencegahan dengan tidak memberikan izin berlayar untuk kapal BBM setelah mempertimbangkan cuaca yang dilaporkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) El Tari Kupang. BMKG mengeluarkan prediksi akan cuaca ekstrem yang tidak kondusif untuk pelayaran selama beberapa hari ke depan.

"Kami tidak memberikan izin pelayaran untuk kapal cepat atau kapal penumpang, apalagi untuk kapal yang membawa bahan bakar atau BBM," kata Simon. Langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan transportasi laut dan menghindari risiko kecelakaan di perairan yang cuacanya tidak mendukung.

Simon Baon menyebut bahwa kondisi cuaca akan terus dipantau hingga tanggal 13 Februari 2025, dan pihaknya akan segera memberikan izin apabila keadaan sudah dinilai aman untuk kapal berlayar. "Kami memahami pentingnya distribusi BBM, tetapi keselamatan menjadi prioritas utama hingga cuaca memungkinkan," tambah Simon.

Dipercaya mengatur lalu lintas laut, KSOP Kupang tidak bertanggung jawab langsung atas distribusi BBM, sebuah tugas yang berada di bawah kendali Angkutan Sungai Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Kupang. Dalam keterangannya, Manager Usaha ASDP Cabang Kupang, Ramlan Iyang, menambahkan bahwa kapal ferry tidak diperuntukkan untuk mengangkut BBM. "Kapal ferry kami tidak digunakan untuk angkut BBM, jadi hal ini di luar domain kami," jelas Ramlan.

Sehubungan dengan penghentian sementara pelayaran kapal, Ramlan menegaskan bahwa pihaknya berniat melanjutkan pelayanan penyeberangan setelah cuaca membaik. "Hari ini tidak ada pelayaran ke semua lintasan karena cuaca buruk. Diharapkan besok kami bisa melayani lintasan Kupang-Rote PP pada pukul 05.00 Wita," ujarnya.

Kondisi cuaca ini juga berdampak pada distribusi BBM dari Pertamina kepada PLN, operator kelistrikan di Rote dan Sabu Raijua. Ahad Rahedi, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, menjelaskan bahwa BBM untuk PLN dikirim menggunakan kapal milik PLN, yang juga belum bisa berlayar akibat cuaca buruk.

"BBM untuk PLN diangkut oleh kapal mereka sendiri. Meski bahan bakar sudah disiapkan dan diambil oleh kapal PLN, izin pelayaran tetap belum bisa diberikan karena masalah cuaca di perairan," terang Ahad. Hal ini menggarisbawahi kompleksitas logistik yang dipersulit oleh faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan.

Meskipun begitu, Ahad menegaskan bahwa Pertamina tidak mengalami kendala terkait persediaan BBM. "Stok BBM kami aman dan sudah diambil oleh pihak PLN, namun belum bisa dikirim karena cuacanya belum memungkinkan," ujarnya mengakhiri.

Cuaca buruk yang disebabkan oleh kemungkinan pembentukan Bibit Siklon Tropis 96S di sekitar Selatan NTT memaksa seluruh pihak terkait untuk bekerja sama erat, memastikan bahwa keselamatan tetap menjadi prioritas utama sambil menjaga agar kebutuhan energi masyarakat tetap terpenuhi.

Pemerintah daerah dan otoritas terkait diimbau untuk terus memberikan informasi terkini kepada masyarakat serta memastikan bahwa langkah pengendalian risiko telah disiapkan dengan matang untuk menangani situasi ini. Kolaborasi dan komunikasi yang baik antar lembaga diharapkan dapat meminimalisir dampak buruk dari gangguan cuaca yang tidak diharapkan ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index