Gas

Pertamina Ubah Gas Suar Jadi Listrik, Berpotensi Tekan Emisi Hingga 80.000 Ton CO2 Per Tahun

Pertamina Ubah Gas Suar Jadi Listrik, Berpotensi Tekan Emisi Hingga 80.000 Ton CO2 Per Tahun
Pertamina Ubah Gas Suar Jadi Listrik, Berpotensi Tekan Emisi Hingga 80.000 Ton CO2 Per Tahun

JAKARTA - Inovasi teknologi ramah lingkungan semakin menjadi perhatian utama di dunia energi, termasuk di Indonesia. Salah satunya datang dari Pertamina, perusahaan energi negara, yang melalui dua subholding-nya, Pertamina New & Renewable Energy (NRE) dan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), telah meluncurkan proyek terbaru yang bertajuk Flare Gas to Power. Proyek ini menciptakan solusi revolusioner dengan memanfaatkan gas suar menjadi energi listrik, memberikan kontribusi signifikan dalam pengurangan emisi karbon dan peningkatan efisiensi energi.

Teknologi Ramah Lingkungan di Industri Energi

CEO Pertamina NRE, John Anis, menjelaskan bagaimana teknologi Flare Gas to Power bekerja. "Inisiatif ini sejalan dengan visi kami untuk mengoptimalkan sumber daya energi yang ada, sekaligus menurunkan emisi karbon secara signifikan," ujar John dalam keterangan tertulis pada Jumat, 14 Februari 2025. Teknologi ini berfungsi dengan cara menangkap gas buang yang sebelumnya dibakar di udara, proses yang dikenal dengan suar atau flare. Gas tersebut kemudian diolah melalui sistem pemurnian sebelum diarahkan ke turbin gas atau mesin pembangkit.

Keuntungan dari proyek ini adalah kemampuannya tidak hanya menghasilkan energi yang dapat digunakan baik untuk operasional kilang maupun disalurkan ke jaringan listrik, tetapi juga meningkatkan efisiensi energi yang berkelanjutan. "Proses ini tidak hanya meningkatkan efisiensi energi tetapi juga turut serta menjaga lingkungan," tambah John Anis.

Lokasi Proyek dan Dampak Ekonomi

Proyek Flare Gas to Power ini bakal dilakukan di Kilang Balongan, Indramayu. Dalam implementasinya, Pertamina menargetkan untuk mengurangi emisi hingga 80.000 ton CO2 ekuivalen per tahun. Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menekankan bahwa manfaat dari proyek ini juga mencakup pengurangan konsumsi gas untuk boiler sekitar lebih dari 2,5 juta standar kaki kubik per hari dan penghematan biaya bahan bakar lebih dari 9 juta dolar AS per tahun. "Artinya, proyek ini tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional kilang," ujar Taufik.

Pengurangan emisi dalam skala besar ini berpotensi mengubah paradigma operasional industri energi, menjadikan industri kilang lebih ramah lingkungan dan ekonomis dari sisi operasional. Dengan efisiensi dan penghematan yang signifikan, proyek ini menjadi model dalam pengembangan proyek energi bersih lainnya.

Dukungan dan Komitmen Pertamina

Dalam konteks yang lebih luas, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan bahwa kolaborasi ini menciptakan inovasi unggulan yang signifikan terhadap lingkungan yang lebih bersih. "Pertamina optimistis bahwa proyek ini akan menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan," ungkap Fadjar.

Dengan penggabungan sumber daya dan keahlian dari dua subholding Pertamina ini, diharapkan muncul lebih banyak inovasi serupa yang mendukung pengurangan emisi dan optimalisasi sumber daya energi. Pertamina berkomitmen mendukung target net zero emission 2060 dengan mendorong program-program yang secara langsung berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Inspirasi bagi Proyek Masa Depan

Proyek Flare Gas to Power ini diyakini akan menjadi inspirasi bagi inisiatif energi bersih lainnya di masa depan. Dengan keberhasilan ini, diharapkan lebih banyak industri dapat mengadopsi teknologi serupa, memperkuat komitmen global terhadap pengurangan emisi dan penggunaan energi terbarukan yang lebih luas.

"Kami percaya, kerja sama ini akan menjadi inspirasi bagi proyek-proyek energi lainnya di masa depan," tambah Taufik Aditiyawarman. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan solusi energi bersih, implementasi teknologi seperti Flare Gas to Power menawarkan peta jalan menuju masa depan industri yang lebih hijau dan berdaya saing.

Keseriusan Indonesia dalam mengatasi tantangan perubahan iklim semakin ditunjukkan melalui langkah-langkah konkret seperti yang dilakukan Pertamina. Upaya berkelanjutan ini tak hanya berfungsi sebagai alat ekonomi, tetapi juga sebentuk tanggung jawab sosial yang memastikan bahwa pemanfaatan sumber daya energi dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Melalui proyek ini, Pertamina menegaskan posisinya sebagai pelopor dalam inovasi energi bersih di Indonesia, memberikan kontribusi nyata dalam mencapai target iklim global serta turut serta dalam upaya menjaga planet ini bagi generasi mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index